Human papilloma virus (HPV) adalah sebuah virus yang dapat menyebabkan infeksi dan membuat tumbuhnya kutil di beberapa bagian tubuh. Virus ini memiliki lebih dari 100 jenis dan tempat pertumbuhannya adalah di sel-sel kulit. Dari 100 jenis virus HPV tersebut, 60 di antaranya umumnya menginfeksi tubuh di bagian kaki dan tangan, sementara 40 jenis yang lain muncul di kelamin.
Pada beberapa orang, infeksi HPV akan tetap bertahan dan dapat menyebabkan kutil serta beresiko lesi prakanker. Lesi prakanker ini dapat meningkatkan resiko kanker seviks, vagina, vulva, penis, anus, mulut dan tenggorokan. Sekitar 70% dari kasus kanker serviks disebabkan oleh HPV dari jenis HPV16 dan HPV18.
Saat ini, HPV menjadi salah satu virus yang paling umum menjadi penyebab penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Pada tahun 2012, terdapat 528 .000 kasus baru infeksi virus HPV di mana 266.000 di antaranya menyebabkan kematian dengan kasus kanker serviks karena virus HPV. Sebesar 85% dari kasus tersebut terjadi di negara berkembang. Di Amerika Serikat, infeksi virus HPV terjadi sebanyak 27.000 kasus di setiap tahunnya.
Artikel terkait :
- Bahaya Gonore pada Pria
- Gejala Gonore pada Pria
- Penyebab Prostat pada Pria
- Penyebab Pria Tidak Subur
HPV pada Pria
Jenis HPV dibedakan berdasarkan epitel yang diserang. Beberapa di antaranya HPV yang menginfeksi lapisan tubuh dan HPV yang menginfeksi lapisan permukaan mukosa. Hingga saat ini, telah ditemukan 30 jenis HPV yang meninfeksi epitel anogenital dan menyebabkan kanker penis atau anus pada pria.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan The American Cancer Society tahun 2015, sekitar 1.820 pria di Amerika Serikat didagnosa terjangkit penyakit kanker penis. Di mana laporan lebih lanjut mengungkapkan bahwa resiko kanker anal pada pria homoseksual dan biseksual hampir 17 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan pria yang melakukan hubungan seksual dengan perempuan.
Infeksi virus HPV ini dapat dibedakan menjadi dua kategori, di antaranya :
1. Infeksi HPV resiko rendah.
Pada resiko infeksi rendah, hanya menyebabkan tumbuhnya kutil di sekitar area genital pria, di mana kutil ini jarang tumbuh menjadi kanker.
2. Infeksi HPV resiko tinggi.
Virus HPV dengan resiko tinggi memiliki kemungkinan untuk tumbuh menjadi kanker dalam kurung waktu tertentu.
Baca juga :
Penularan Virus HPV
Infeksi HPV yang timbul di kelamin dan disebabkan oleh 40 jenis virus ditularkan melalui kontak seksual dan menginfeksi anus dan alat kelamin. Faktor yang dapat menjadi resiko infeksi HPV antara lain hubungan seksual di usia dini, sering gonta ganti pasangan, merokok, minum minuman mengandung alkohol dan buruknya sistem kekebalan tubuh.
HPV umumnya menyebar langsung dari kulit ke kulit yang dilanjutkan dengan berhubungan seks secara vaginal dan anal. Namun virus ini tidak akan menyebar melalui barang umum yang digunakan secara bergantian, seperti misalnya kursi toilet. Pada setiap individu, dapat terinfeksi lebih dari satu jenis virus HPV.
Baca juga :
Gejala HPV
Sebenarnya HPV pada umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga jarang sekali disadari oleh penderita. Sistem kekebalan di dalam tubuh juga akan bereaksi untuk memberantas infeksi HPV sebelum virus tersebut menyebabakan gejala yang lebih parah. Namun parahnya, jika tubuh tidak mampu mengatasi infeksi, virus tersebut akan menyebabkan kanker seperti yang disebutkan sebelumnya. Dan beberapa orang akan mengetahui jika mereka terinfeksi virus HPV bila sudah menderita kanker sebagai fase selanjutnya.
Namun, HPV dapat diindikasi dengan munculnya kutil di kulit dan kelamin. Ini adalah salah satu tanda yang dapat diperiksa lebih lanjut apakah Anda telah terinfeksi virus HPV atau tidak.
1. Kutil kulit
Jika pun ada gejala, maka indikasi yang utama dari pria yang terkena virus HPV adalah tumbuhnya kutil. Beberapa jenis kutil yang dapat muncul adalah :
- Kutil biasa, berupa benjolan bulat yang kasar.
- Kutil plantar, memiliki bentuk yang rata dengan lubang di bagian tengah yang terkadang disertai beberapa bintik hitam. Kutil ini biasa disebut mata ikan.
- Kutil datar, berbentuk seperti bekas cakar dengan beragam warna seperti cokelat, kekuningan atau merah muda.
- Kutil filiform, umumnya berupa bintil daging yang tumbuh di kulit dengan warna serupa kulit.
- Kutil periungual, berbentuk pecah-pecah seperti kembang kol dan tumbuhnya di kaki dan tangan di mana bi bagian lempeng kuku akan menebal.
2. Kutil Kelamin
Kutil kelamin adalan salah satu tanda infeksi HPV yang paling mudah dikenali. Infeksi ini dapat terjadi di kelamin atau di bagian dubur yang secara medis dikenal sebagai condylomata acuminate atau wenereal warts. Infeksi genital ini tidak akan menimbulkan gejala terang-terangan dan terkadang dapat diberantas dengan sistem kekebalan tubuh dalam hitungan bulan.
Pada pria, kutil kelamin sering muncul di ujung penis dan juga dapat muncul di sekitar anus yang ditularkan selama hubungan seks anal. Beberapa jenis kutil akan muncul satu hingga tiga bulan setelah infeksi. Selain di sekitar anus dan kepala penis, kutil kelamin pada pria juga dapat tumbuh di uretra, di bawah kulup hingga antara anus dan skrotum.
Untuk kutil kelamin, umumnya berbentuk lesi datar dan bentol dengan permukaan yang pecah-pecah seperti kembang kol. Kutil kelamin ini akan menyebabkan rasa gatal namun jarang yang terasa sakit. Namun, tidak semua jenis kutil kelamin akan meningkatkan resiko seorang pria terkena kanker. Dibutuhkan beberapa tes lanjutan dan identifikasi medis untuk memutuskan Anda terkena kanker atau tidak. Biopsi atau tes Pap dapat dilakukan untuk menentukan apakah Anda terinfeksi dengan train HPV tertentu yang menjadi penyebab kanker.
Baca juga :
Pencegahan HPV
Pencegahan utama untuk menghambat tumbuhnya virus HPV adalah dengan vaksinasi dengan jenis vaksinasi di antaranya cervarix, gardasil dan gardasil 9. Vaksinasi tersebut dapat membantu untuk mengatasi kutil kelamin.
Selain vaksinasi, pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah :
- Tidak menyentuh kutil secara langsung. Anda dianjurkan segera mencuci tangan dengan sabun apabila tidak sengaja telah menyentuh kutil.
- Tidak bergonta-ganti pasangan dan selalu setia pada pasangan dengan jenis kelamin yang berbeda.
- Menggunakan kondom saat berhubungan seks. Hal ini dapat mengurangi resiko penularan meskipun tidak sepenuhnya efektif.
- Menjaga kebersihan, selalu menggunakan alas kaki ke manapun pergi dan mencuci tangan dan kaki secara berkala, terlebih saat kembali ke rumah setelah dari tempat umum.
- Tidak menggunakan barang pribadi yang berhubungan dengan kulit secara bergantian, misalnya pisau cukur atau gunting kuku.
Baca juga :