X

10 Kebiasaan Wanita Aceh, Berkesan Mewah saat Menikah

Aceh, provinsi di utara Sumatera ini ternyata tidak meninggalkan tradisi atau kebiasaan turun-temurun. Yang paling terkenal adalah kebiasaan wanita Aceh mengenakan busana pengantin saat menikah. Hampir sama dengan tradisi wanita India, kerumitan berbusana bagi pengantin wanita sering menjadi pertanyaan. Ini dia ulasan singkatnya.

1. Colok Dara Baro

Pengantin wanita Aceh mengenakan busana Culok Dara Baro saat menikah. Sebenarnya tidak berbeda dengan busana adat pada umumnya. Akan tetapi desainya lebih rumit, terdiri dari baju kurung lengan panjang, sarung warna, ikat pinggang, serta celana panjang hitam.

2. Patam Dhoe

Aksesori yang dikenakan di dahi pengantin wanita, terbuat dari emas dengan ukiran motif tumpal dan sulur daun, terdiri dari tiga bagian yang dihubungkan dengan engsel. Aksesori ini adalah simbol bahwa seorang wanita telah sah menjadi istri, berhak membentuk rumah tangga bersama suaminya.

3. Culok Ok/Tusuk Sunggul

Berbeda dengan sanggul yang umum dipakai seperti kebiasaan wanita Korea saat menikah, tusuk sunggul  yang dipasangkan di kepala wanita Aceh ini terbuat dari tembaga, ada yang menyerupai rangkaian bunga bersusun tiga, bintang pecah delapan. Ini berkesan mewah dan artistik.

4. Ronce melati

Penghias rambut yang sering dipakai para wanita Aceh ini ditata pada bagian rambut yang bertumpuk di antara Culok Ok, dibiarkan menjuntai menutupi rambut sampai bahu. Hiasan ini tentu berbeda dengan wanita Sumatera pada umumnya saat menikah, seperti perbedaan wanita Sunda dan Jawa.

5. Ketutab lhee lapeh/kalung tiga lapis

Tentu ini bukan jenis kalung biasa, dikenakan pada bagian dada para wanita Aceh saat akan menikah. Tiga lapis kalung ini terbuat dari perak becampur emas. Bentuknya menyerupai miniatur bulan sabit, bersusun tiga yang dihubungkan dengan rantai. Sangat unik.

6. Taloe Takue Bieng Meuh

Untaian kalung emas yang terdiri dari satu rantai dengan hiasan keping-keping bunga, dipasangkan pada bagian dada wanita bersamaan dengan kalung tiga lapis.  Ini tentu jauh berbeda dengan kebiasaan wanita Rusia yang hanya menggunakan kalung emas biasa saat akan menikah.

7. Gleueng jaroe pucok reubong

Selain bagian kepala, dada, wajah, pada bagian tangan wanita Aceh yang akan menikah juga dihiasi dengan dua pasang gelang besar yang dinamakan Gleueng jaroe pucok reubong , yang dibagi dalam dua bagian, dihubungkan dengan semacam engsel . Bagian atasnya diukir motif tumpal dan kaligrafi. Artistik dan berkesan mewah.

8. Gelang kecil

Selain dua pasang gelang besar, pada setiap pergelangan tangan wanita Aceh juga dihiasi dengan lima pasang gelang kecil. Bentuk dan motifnya menyerupai dua pasang gelang besar.

9. Cincin

Karakteristik wanita Aceh yang melekat pada tradisi tentu berbeda dengan karakteristik wanita Amerika atau karakteristik wanita Jerman. Selain gelang tangan, masih ada lagi cincin yang dipakai pada semua jari di masing-masing tangan wanita yang terkenal dalam keseharian mengenakan jilbab ini. Setiap cincin dihubungkan dengan rantai yang biasa disebut dengan gelang cincin.

10. Gelang kaki

Selain cincin dan gelang pada pergelangan tangan dipakaikan pada wanita Aceh saat akan menikah, sebagai pelengkap dikenakan juga gelang pada sepasang kaki. Gelang ini dalam bahasa di sana dinamakan Gleung Goki, yang diterjemahkan sebagai gelang yang meilngkar pada pergelangan kaki.

Tentu, kebiasaan-kebiasaan wanita Aceh berbusana saat menikah ini tidak terlepas dari tradisi. Seperti kebiasaan wanita Jepang yang aneh namun terus dipertahankan. Ini semata karena tradisi yang kuat. Begitupula dengan wanita Aceh, mewahnya busana pengantin wanita saat menikah juga dipengaruhi oleh tradisi yang terus dipertahankan sejak dahulu hingga hari ini. Semoga bermanfaat.

Categories: Gaya Hidup